Dior Haute Couture 2025: Menyatukan Tradisi Elegan dengan Daya Tarik Romantis

Bayangkanlah suatu negara fabel di mana semua penduduk memakai pakaian terbaik mereka. Terdapat korset bergaya kuno, rok berbentuk kerangongan, crinoline yang separuh membuka, serta gaya rambut punk mohawk yang mencolok. Meski sulit ditelusuri asal-usulnya, hal itu adalah pesan utama yang ingin disampaikan oleh Maria Grazia Chiuri.

Koleksi sartorial yang mencampurkannya dengan arsip hasil kerja Christian Dior dan Yves Saint Laurent menyatukan jejak sejarah mode Prancis dari masa-masa lampau. Edisi haute couture milik Dior untuk musim semi/panas tahun 2025 kali ini menekankan pada daya tarik romantisme.

Berikut sejumlah poin penting dari pertunjukan busana Dior tahun 2025:

Dunia Fantasi

Dimuali dengan sepuluh karya dalam nuansa hitam, Maria Grazia Chiuri tampak bereksperimen dengan perbedaan zaman. Jubah bergaya abad ke-18 bersatu apik dengan rok pendek modern, sedangkan gaun tipis dari tahun 1900-an menambahkan sentuhan femininitas. Krinolin hanya mencapai pinggang dan dipenuhi oleh jalinan-jalinan benang. Warna hitam kemudian berubah menjadi warna putih, disusul dengan nada emas; di sinilah korset memamerkan kerumitannya, serta struktur rok payung yang ditampilkan secara eksplisit, semua dilengkapi dengan organza dan hiasan bunga-bunga.

Imajinasi ini tak henti-hentinya berkembang, mulai dari seorang anak perempuan dengan gaun tidurnya yang halus namun keras, kerah seperti jubah raja dan ratu emas, semua itu saling melengkapi dengan sempurna di antara imaji-imaji fantastis tersebut. Bisa dibilang, seri 68 ini adalah salah satu kreasi paling apik oleh Maria Grazia Chiuri, mencakup aspek desain serta kemahirannya dalam teknik pembuatan.

Siluet Warisan Rumah Mode

Setidaknya ada dua desain warisan dari rumah Mode Dior yang menjadi inspirasi bagi Direktur Kreatif saat itu. Salah satunya adalah Siluet Cigale, buatan oleh Christian Dior untuk seri Haute Couture musim gugur/dingin tahun 1952-1953. Seperti nama belalang sembahnya, siluet tersebut memiliki bentukan rigid dengan bagian pinggang terlalu ketat serta membentuk sudut tajam di area pangkal paha.

Lain lagi siluetnya yaitu Trapezé, dirancang oleh Yves Saint Laurent pada tahun 1958 setelah beliau menggantikan posisi Monsieur Dior. Tidak seperti Cigale, siluet ini melepaskan bagian pinggang dan menciptakan gaun-gaun yang populer dengan nama babydoll.

Punk yang Puitis

Sejalan dengan semangat feminisme, setiap tema yang dipilih oleh Maria Grazia Chiuri selalu mencerminkan kekuatan wanita. Termasuk dalam koleksi kali ini yang dipenuhi imajinasi tersebut. Romantisisme yang berlatar negara dongengan tidak luput dari kejutan dengan munculnya nuansa punk yang sastra.

Gaya rambut bergaya punk mohawk dengan poni yang mencuat tinggi, sepatu tali hingga lutut atau sepatu hak tertentu yang disertai oleh stocking berjaring menampilkan pesona garang. Lagi-lagi, ini adalah percampuran antara ketegaran dan keremajaan.

Instalasi Karya Seniman Perempuan

Pada pertunjukan kali ini, Maria Grazia Chiuri mempercayakan kepada seniman wanita Rithika Merchant untuk menciptkan sebuah instalasi seni imersif yang terdiri dari sembilan buah lukisannya. Dia mengambil inspirasi dari dongeng nenek moyang ibunya asal Kerala dan menggunakan metaforanya tentang biji yang ditanam pada masa lampau kemudian mekar dalam kehidupan modern sebagai tema utama karyanya tersebut.

Kesembilan karya seni tersebut kemudian menceritakan tentang pengalaman lampau, gagasan wanita yang saling mendukung satu sama lain, serta visi akan femininitas di masa depan.

Karyanya kemudian dikonversikan menjadi panel-panel tekstil berukuran besar oleh Karishma Swali, bengkel seni Chanakya, serta Sekolah Kerajinan Chanakya. Setelah acara pemutaran selama lima hari, masyarakat umum bisa merasakan panorama visual yang menggabungkan cerita-cerita dari wanita-wanita lintas usia di Museum Rodin, Paris.

Tabur Bintang

Semangat feminisme sang desainer mendapatkan dukungan penuh dari banyak wanita terkemuka. Tampak pada acara tersebut aktris danaktivis Pamella Anderson yang memukau hadir tanpa menggunakan makeup.

Daftar nama lain yang mendukung dari tempat duduk depan meliputi Jisoo BlackPink, Venus Williams, Carla Bruni, serta aktris kebanggan Prancis yaitu Camille Cotin.

Penulis: Rifina Marie

Lebih baru Lebih lama