Tujuh Kekuatan Syukur yang Mengubah Hidup Menjadi Lebih Berarti

.CO – Sebagian orang tampaknya tak memiliki banyak harta namun masih menyampaikan rasa terima kasih mereka. Seringkali kita mengira bahagia datang dari memiliki lebih, baik berupa uang, prestasi, atau kemewahan tambahan.

Tetapi, beberapa individu yang terkuat dan tertangguh adalah mereka yang mengapresiasi kehidupan walaupun hanya mempunyai sedikit harta. Pendekatan psikologis pun setuju dengan pandangan tersebut.

Studi mengungkapkan bahwa rasa syukur tak sekadar berkenaan dengan ucapan terima kasih, melainkan merupakan cara pandang yang menciptakan kekuatan mental serta ketahanan emosi dalam diri seseorang.

Menurut laporan dari Hack Laboratorium, berikut ini adalah tujuh kemampuan yang umumnya dimiliki individu yang selalu mensyukuri hidup sederhananya.

  1. Konsentrasikan diri Anda pada hal-hal yang dimiliki oleh mereka.

Orang yang berterima kasih tidak terpaku pada hal-hal yang kurang dalam hidup mereka. Malah, mereka menumpukan fokus mereka pada apa yang telah dimiliki, tak perduli sekecil apapun itu.

Ini bukan berarti bahwa mereka melupakan usaha kerasnya. Hanya saja mereka tak biarkan pengorbanan itu menentukan identitas mereka. Psikolog sebut hal ini sebagai "evaluasi kembali secara positif".

Inilah kapabilitas untuk mengenali hal-hal bernilai di tengah kesulitan, yang mendukung pembentukan ketangguhan mental. Melalui penekanan pada segi positif, individu tersebut merancangkan perasaan kelimpahan meski dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas. Sikap ini menjadikannya kokoh, tak peduli apapun kondisi hidupnya.

  1. Mencari kebahagiaan di dalam hal-hal biasa

Sebagian orang percaya bahwa kegembiraan berasal dari prestasi signifikan seperti mendapatkan pekerjaan yang baik, bepergian keliling dunia, atau memiliki barang mewah. Namun, hal itu bisa berubah saat Anda menemui seseorang yang sangat bersukacita.

Dia merasakan kesenangan dari hal-hal sepele seperti secangkir teh panas, obrolan yang hangat, dan bunyi burung di luar jendela. Mungkin dia akan mengatakan bahwa "Keberuntungan tidak ditentukan oleh kepossesannya semakin besar. Tetapi melihat apa saja yang telah dimiliki saat ini."

Meningkatnya kemampuan untuk mengapresiasi hal-hal biasa dapat memperkaya kehidupan secara umum. Melihat orang lain menikmati hidup dengan cara tersebut membuka mata kita bahwa rasa terima kasih tidak bergantung pada situasi, tetapi lebih kepada bagaimana kita melihat sesuatu.

  1. Jangan menyia-nyiakan waktu dengan berbelas kasih terhadap diri sendiri

Kehidupan tak senantiasa adil. Beberapa individu mendapatkan awal yang mudah, sedangkan sebagian lainnya perlu berusaha keras bahkan hanya untuk urusan kecil. Akan tetapi, mereka yang menghargai apa yang dimiliki tidak tinggal diam atau terpaku pada ketimpangan dalam hidup ini.

Mereka bukan pesta meratapi nasib atau hanya duduk menanti ada yang menyelamatkannya semua. Mereka menghadapinya dengan realitas dan melanjutkan perjalanan. Tidak karena semuanya menjadi lebih ringan, tapi sebab mereka sadar belas kasihan pada diri sendiri tak akan membuat hal apapun berubah.

Gaya berpikir ini membentuk kekuatan mental. Gaya berpikir ini menuntun untuk beralih fokus dari "Kenapa aku?" menjadi "Bagaimana cara menggunakan apa yang kumiliki?" dan pergantian tersebut memberikan dampak besar.

  1. memberikan, meskipun mereka hanya mempunyai sangat sedikit

Seringkali mudah untuk mengira bahwa kebaikan hati muncul ketika kita memiliki banyak, seperti waktu, uang, atau sumber daya tambahan yang bisa diberikan. Akan tetapi, beberapa individu dengan tangan terbuka dan murah hati justru sering kali tak memiliki apa-apa untuk ditawarkan.

Mereka berbagai-bagi makanan, menyodorkan bantuan, serta menghabiskan waktunya dengan ikhlas. Tidak disebabkan oleh jumlah harta yang melimpah, tapi karena mereka sadar akan pentingnya kemanusiaan.

Membagikan, termasuk hal-hal kecil, menghasilkan perasaan kepemilikan serta ikatan dengan orang lain. Membagi memberdayakan ide bahwa tidak peduli seberapa minim apa yang Anda miliki, selalu ada sesuatu yang dapat Anda berikan.

  1. Mengatasi rintangan, bukannya menghindarinya

Beberapa individu mengundurkan diri ketika berhadapan dengan tekanan, sementara sebagian lainnya mundur, menyesuaikan diri, serta melanjutkan perjalanan mereka. Mereka yang bersyukur masuk ke dalam kategori tersebut.

Saat menghadapi hambatan dalam hidup, mereka tak menyia-nyiakan tenaga untuk berlawanan dengan realitas. Justru mencari jalan untuk menggunakan sumber daya yang ada. Berdasarkan penelitian, individu yang merasakansyukur cenderung mengalami tingkat stres serta kekhawatiran yang lebih rendah.

Bukan disebabkan oleh kehidupan yang lebih sederhana, tetapi karena cara berpikir mereka memungkinkan mereka untuk menangani tantangan tanpa tersandera oleh perasaan frustasi atau takut.

Sebaliknya dari pertanyaan "Kenapa hal ini menimpa saya?", mereka bertanyakan "Bagaimana cara paling baik untuk memaksimalkannya?" dan perubahan kecil tersebut membuat semuanya berbeda.

  1. Menyegarkan hati seseorang tidak cuma terbatas pada benda-material

Orang-orang terbahagia tak selalu kaya akan harta benda. Akan tetapi, mereka mempunyai hal yang sangat bernilai yakni ikatan emosional yang erat. Mereka juga menyanjung nilai penting dari setiap individu.


Mereka mengenali nilai dari kalimat positif, tawa yang terbagi, atau hanya mempunyai orang lain untuk diduduki bersama pada akhir hari yang melelahkan.
(Perhatian: Ada sedikit perubahan makna dalam bagian "diduduki bersama" karena aslinya menggunakan frasa kiasan dan sulit diparaphrase tanpa merubah artinya.)

Perasaan bersyukur dapat mempererat ikatan, karena saat Anda sungguh-sungguh mengapresiasi individu di sekitar Anda, maka tanpa disadari Anda akan menjaga koneksi yang semakin mendalam. Di penghujung hari, bukanlah harta benda yang memberikan kegembiraan paling besar kepada kita, tetapi justru tentang bersama siapa kita menikmati perjalanan hidup ini.

  1. Mencari Kekuatan di Balik Rasa Terima Kasih

Perasaan rasa syukur tidak hanya merupakan respons terhadap kejadian-kejadian positif, namun juga suatu bentuk pengambilan keputusan, termasuk saat menghadapi kesulitan. Seseorang dengan harta yang pas-pasan tapi masih berterima kasih benar-benar memahami aspek ini dengan jelas.

Mereka tak memilih menanti hidup jadi sempurna baru merayakannya. Mereka gunakan rasa bersyukur sebagai senjata agar tetap teguh, bergerak maju, dan temukan arti di balik apa yang dimiliki.

Para psikolog sudah menyimpulkan bahwa perasaan bersyukur dapat merombak struktur otak, sehingga seseorang menjadi lebih kuat dan pesimistis dari hari ke hari. Hal itu tidak bermaksud untuk mengesampingkan tantangan hidup, tetapi justru tentang gagal biarkan hambatan tersebut mencabut penglihatan akan hal-hal baik dalam hidup. pri/jawapos.com )

Lebih baru Lebih lama