Jejak Aipda AES: Pertemuan Terakhirnya, Surat Wasiat yang Membuat Bulu Kuduk Berdiri

bali. , BADUNG - Kematiyan anggota Propam Polda Bali Aipda AES yang nekat melompat dari ketinggian tersebut menjadi perhatian serius. Jembatan Tukad Bangkung Kemarin (16/3), Desa Pelaga di Kabupaten Badung tetap mengekang teka-teki.

Khususnya mengenai akar masalah perbuatan oknum polisi yang melibatkan prajurit berpangkat bintara dan unit propam. Polda Bali ini untuk mengakhiri hidupnya.

Ternyata, menurut teman-temannya, Aipda AES terkenal sebagai orang yang menyenangkan dan bersahabat.

Bahkan, sebelum mengakhiri hidupnya, Aipda AES sempat video call dengan teman-temannya semasa dirinya bertugas di Polres Badung.

Sebelum ditugaskan ke Propam Polda Bali, Aipda AES merupakan bagian dari Humas. Polres Badung .

Dalam video call tersebut, korban dan teman-temannya hanya sebatas mengobrol biasa, menanyakan keadaan dan tidak ada hal yang mencurigakan.

Misteri seputar kematian Aipda AES tetap ada karena dia meninggalkan sebuah surat wasiat dalam mobil bernama Splash.

Mobil Splash berwarna merah yang dimiliki oleh korban telah diparkir di lokasi kejadian perkara (TKP) sejak pagi hari kemarin, sebelum akhirnya korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

"Iya, di dalam kendaraan tersebut ditemukan sebuah surat wasiat yang ditujukannya untuk istrinya, anaknya, serta anggota keluarganya," ungkap saksi di tempat kejadian perkara.

Berikut isi suratnya,"Wahai istri tercinta AI, aku sangat mencintai Mama."

Mohon maaf mengenai kesalahannya, Bapak hanya berusaha untuk mewujudkan keadilan.

Pelihara buah hati serta tingkatkan ketahanan psikis mereka".

Aipda AES pun telah mengirimkan surat permohonan maaf kepada kedua orangtuanya supaya mereka merawat diri serta kesehatannya.

Bapak Aipda AES dengan tegas menyampaikan pesan kepada saudaranya yang bernama TD supaya membantunya merawat cucu-cuvinya sehingga bisa menjadi generasi yang berhasil di masa depan dan memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.

Sampai jumpa lagi ketika kita berdua telah mencapai pencerahan sebagai Buddha.

Berdoalah supaya aku segera dilahirkan kembali," tulis Aipda AES di dalam wasiatnya.

Kasus tersebut kini tetap menjadi tanggung jawab Polsek Petang serta Polda Bali. (lia/JPNN)

Lebih baru Lebih lama