
Ramadan merupakan masa untuk mempelajari sifat keterbatasan, saling membantu, serta pengendalian diri. Akan tetapi, dengan tidak menyenangkan, malah pada waktu mulia ini, gaya hidup boros cenderung naik... terutamanya ketika berbuka puasa. Mulai dari sajian makanan yang belum sempat dicicipi sampai tabungan yang mendadak tipis karena acara berbuka bersama terlampau sering dilakukan, pembengkakan biaya kerap datang begitu saja tanpa disadarinya.
Sebenarnya, Islam telah lama memberi peringatan agar kita tidak bersikap berlebihan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Surah Al-Isra Ayat 26-27:
Sampaikan pula bagi kerabat yang membutuhkannya, untuk kaum fakir miskin, serta mereka yang sedang dalam perjalanan. Janganlah kalian membazirkannya dengan sia-sia. Orang-orang yang melakukan hal tersebut sebenarnya termasuk golongan syaitan, dan benar-benar lalai dari sang Tuhan.Rasulullah Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam juga pernah berpesan:
"Konsumsilah makanan dan minuman serta pakailah pakaian sambil menyisihkan sebagian untuk orang lain tanpa mengada-ada atau sombong." (HR. Muslim)Membuka puasa bersama (bukber) merupakan rutinitas tahunan yang ditunggu-tunggu setiap musim Ramadan. Baik sekedar untuk bertemu dengan sahabat lamanya, berkumpul dalam satu atap dengan anggota keluarganya, atau bahkan sebagai bagian dari agenda perusahaan... semua rasanya begitu spesial. Namun dibalik suasana persaudaraannya tersebut, masih kerapkali ditemui beberapa hal negatif seperti adakalanya sisa makanan tidak dimanfaatkan secara optimal, biaya pengeluaran menjadi sulit dikontrol, serta banyaknya momen bukber justru dipusatkan kepada menunjukkan status sosial daripada mempererat tali silaturahminya sendiri.
Mengingat situasi finansial terkini yang meminta kita menjadi lebih cerdas dalam pengelolaan uang, sudah waktunya kita menjadikan bukber sebagai sebuah acara yang sungguh-sungguh memiliki makna. Sebuah bukber yang berkualitas tidak hanya tentang menyantap hidangan mewah, tetapi juga peluang untuk meningkatkan ikatan persaudaraan, memberi kepada mereka yang kurang beruntung, serta merasai karunia dari Tuhan dengan hati yang bersyukur... semua itu dilakukan secara sederhana dan rendah hati. Pasalnya, inti sesungguhnya Ramadhan ialah belajar menahan diri, daripada langsung berekor di atas meja makan.
Bukber: Di antara Kepercayaan, Semangat, dan Belanja Berlebihan Secara Tak SadarSering kali, bukber bertransformasi dari sekedar pertemuan menjadi momen untuk menunjukkan kemewahan. Dipilihlah lokasi dengan harga tinggi, disajikan porsi makanan berlimpah, serta kecenderungan ikut-ikutan memesan hidangan hanya karena alasan prestige tanpa memperhatikan ukuran porsinya. Pola ini terus berulang tiap tahunnya. Ironisnya, masih banyak sisa makanan yang pada akhirnya tak tersentuh dan dibuang percuma.
Di samping itu, perilaku boros ini turut mempengaruhi kondisi finansial. Untuk beberapa individu, Bulan Suci Ramadhan jadi periode di mana mereka mengeluarkan uang paling banyak, tak cuma disebabkan oleh peningkatan keperluan dasar, melainkan juga agenda buka bersama yang sangat intensif. Bila hal tersebut tidak dikelola dengan baik, maka jumlah di rekening bank dapat 'bergerak puasa' lebih lama daripada si empunya. Sebaliknya dari mendapat berkah, justru isi dompet akan cepat mengecil sebelum hari raya tiba!
Keadaan finansial yang sedang tak pasti saat ini mestinya mendorong kita untuk menjadi lebih cerdas dalam pengaturan uang, bahkan ketika merencanakan acara bukber. Lantas, apa langkah-langkah supaya bukber masih menyenangkan serta bermakna tanpa perlu bersikap boros?
Ide Buatk Berbuka Bersama yang Murah dan Tidak Boros: Menyenangkan Tanpa Menguras KantongUntuk memastikan bahwa bukber tetap mengasyikkan sekaligus tidak merogoh kocek terlalu dalam dan mencegah pemborosan makanan, berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dijalankan:
1. Tentukan Lokasi yang Terjangkau dan Sesuai dengan Anggaran Anda
Bukber tidak perlu selalu dilakukan di resto mewah atau kafe bergengsi. Coba pilihan alternatif yang lebih terjangkau, misalnya di rumah seorang teman, taman publik, atau masjid yang menyiapkan sajian buka puasa serta hidangan berbuka. Dengan begitu akan lebih irit biaya, sambil merasakan suasana yang jauh lebih hangat dan informal.
2. Sistem Patungan
Agar beban finansial tidak tertumpu pada seorang individu, pakailah metode bersama-sama. Pilihan lain adalah menyelenggarakan buka puasa bersama dengan tema potluck... tiap peserta membawa hidangan atau minuman mereka sendiri untuk dinikmati secara bersama. Di samping lebih ekonomis, cara ini pun menekan kemungkinan adanya sisa makanan yang berakhir terbuang sia-sia.
3. Beli Hanya yang Diperlukan, Hindari Tindakan Imitasi!
Banyak kali, kita terpancing untuk membeli jumlah makanan yang besar hanya lantaran tertarik melihatnya. Sementara itu, setelah berbuka puasa menggunakan takjil, perut seringkali telah kenyang dan tidak dapat menampung lebih banyak hidangan. Saat akan melakukan pesanan, ceklah bahwa porsi tersebut sesuai dan masih bisa dikonsumsi habis bersama-sama. Apabila tersisa makanan, jangan sungkan membawanya pulang sebagai camilan selanjutnya!
4. Utamakan Hubungan Baik, Jangan Memaksakan Diri
Inti dari bukber adalah untuk meningkatkan tali silaturahmi, bukan tentang menunjukkan siapa yang bisa makan di restoran termewah. Alih-alih merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk mencari prestige, sebaiknya fokus pada pengalaman berkumpul dan membuat kenangan indah dengan keluarga atau teman-teman dekat Anda.
5. Pindahkan Beberapa Anggaran ke Bagian Berbagi
Apabila terdapat sisa uang, mengapa tidak digunakan untuk membantu orang lain yang lebih memerlukan? Dengan demikian bisa disumbangkan sebagian kecilnya sebagai sedekah atau ajaklah mereka yang memiliki keterbatasan finansial untuk turut serta dalam acara bukber bersama. Ini selain mendatangkan pahala tambahan, juga akan memberikan makna baru bagi bulan suci Ramadan tersebut.
Bukber yang ideal adalah yang menghadirkan kegembiraan tanpa membuat beban finansial atau meremehkan makanan. Lewat persiapan sederhana serta disiplin pribadi, kita dapat menikmati waktu bersama dengan makna yang mendalam, biaya yang terkendali, dan pastinya lebih berkat!
KesimpulanTerakhir, mari kita renungi pesannya: Acara buka puasa bersama sesungguhnya tidak tergantung pada kedigdayaan lokasi atau kelimpahan makanan, namun lebih kepada kerukunan dan kemesraan yang hangat di antara kita. Lewat persiapan matang, kita dapat menyelenggarakan acara bukber yang asyik serta efisien secara finansial, sambil menghindari jeratan boros.
Ramadan datang sebagai tempat belajar bagi rohani, memberi pelajaran agar kita bersyukur atas tiap karunia, bukannya tersandera oleh konsumtivisme yang berlebihan. Sederhanakan setiap gigitan makanan menjadi peringatan tentang saudara-saudari kita yang lebih membutuhkan, serta setiap rupiah yang dihemat bisa digunakan untuk menyebarkarya baik.
Semoga Anda melaksanakan ibadah puasa dengan jiwa yang tenang, pemikiran yang tulus, dan semangat beribadah yang menyala-nyala! Sempurnakanlah bulan Ramadhan kali ini agar bisa mengubah diri menjadi individu yang lebih bijak dalam hal keuangan, lebih perhatian kepada orang lain, serta lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Memberi Napas.
Teruskan ibadah puasa Anda dengan sungguh-sunguh, lakukan worshiping dengan kasih sayang, serta jaga kesehatan secara disiplin. Mudah-mudahan tiap langkah pada perjalanan rohani selama bulan suci ini membimbing kami untuk menjadi versi terhebat dari diri sendiri; satu yang selalu diberkahi dan dicintai Allah SWT! Amin.
Sanana, 16 Ramadhan 1446 Hijriah / 16 Maret 2025