Aurel Hermansyah Sampaikan Kondisi ini kepada Atta Sebelum Merencanakan Bayi Ketiga

Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kini menjadi orangtua untuk kedua anak perempuan mereka, yaitu Ameena Hanna Nur Atta dan Azura Humaira Nur Atta. Walaupun telah mempunyai dua putri, Aurel menyatakan keinginannya untuk memiliki lebih banyak anggota keluarga lagi, Bunda.

Namun demikian, Aurel tidak langsung berencana merealisasikan impian itu tanpa kondisi apapun. Wanita berusia 26 tahun ini memberi ketentuan pada suaminya jika ia berniat menambah jumlah anggota keluarga. Ketentuannya adalah adanya kamar tambahan untuk calon buah hati mereka di masa depan.

Berdasarkan pernyataan Aurel, kendati kediamannya bersama Atta cukup luas dan megah, properti tersebut cuma dilengkapi dengan dua ruangan tidur untuk anak-anak. Di sisi lain, Aurel dan Atta merancang untuk menyambut tambahan dua anggota keluarga baru.

"Namanya disebut rumah bujang karena jumlah kamar untuk anak hanya dua sementara kami berencana memiliki empat orang anak. Oleh sebab itu, sampai belum tersedia tambahan dua kamar bagi anak-anak lainnya, saya tidak berniat mengandung lagi," jelas Aurel, seperti dilansir dari YouTube Trans7 Official, beberapa waktu lalu.

Dalam hal memiliki keturunan, Aurel dan Atta nampaknya telah setuju untuk mempunyai lebih dari dua orang anak. Pada beberapa kesempatan sebelumnya, Atta pernah menyatakan harapannya ingin mendapatkan kelima anak tersebut kepada Bunda.

Berbicara mengenai masalah kehamilan sangatlah krusial untuk setiap pasangan suami istri. Namun, apa jadinya jika Bunda dan Ayah memiliki pandangan yang tidak sama terkait dengan jumlah anak yang ingin dipunya?

Atta Halilintar Mengungkap Kemampuan Membangun Keluarga dengan Aurel Habis 11 Anak, Berikut Penjelasannya

Mengatasi perbedaan pandangan tentang merencanakan kehadiran anak

Perdebatan mengenai hasrat untuk mempunyai anak seringkali muncul di antara pasangan suami istri, kan, Bunda? Hal ini bisa disebabkan oleh ambisi individu sang suami atau istrinya sendiri. Namun kadang-kadang, tekanan tersebut berasal dari anggota keluarga yang lebih tua.

Febria Indra Hastati, seorang psikolog dari Klinik Brawijaya, menyebutkan bahwa perbedaan pandangan antara pasangan tentu disebabkan oleh pertimbangan individunya sendiri. Akan tetapi, hal terpenting ialah mencapai keputusan bersama diakhirinya.

"Umumnya, perbedaan pandangan tersebut disebabkan karena setiap individu memiliki pertimbangan sendiri mengenai harapan keluarganya atau tujuan pribadi mereka. Akan tetapi, hal terpenting ialah mencari kesepakatan bersama," jelas psikolog Febria kepada , beberapa waktu lalu.

"Diharapkan hal ini dapat membentuk pengertian baru yang menunjukkan bahwa sebenarnya suami meminta demikian lantaran memiliki ketakutan tersendiri, begitu pula dengan istrinya yang memiliki kecemasan berbeda," imbuhnya.

Menurut Febria, sebelum menentukan jumlah anak yang diinginkan, pasangan suami istri harus mempertimbangkan beberapa hal. Di antara pertimbangan tersebut adalah kondisi kesehatan dan metode pendidikan nantinya.

"Langkah pertama adalah mempertimbangkan risiko yang dihadapi oleh sang istri serta keadaan kesehatannya. Kemudian, apakah tujuannya hanya untuk memenuhi harapan dari keluarga besar dan memberikan segala kemewahan kepada anak-anak sehingga justru bisa berdampak negatif terhadap hubungan rumah tangga pasangan tersebut? Sebaliknya, jika bayi yang dilahirkan tidak memiliki jenis kelamin seperti yang didambakan, maka khawatirnya hal ini dapat menyebabkan diskriminasi terhadap si anak," ungkap Febria.

Apabila terlihat susah mencapai kesepakatan, Ibu bisa mengajukan bantuan dari pihak profesional seperti psikolog yang dapat membantu dan memberikan pandangan baru kepada sang suami.

Jangan lupa mengajak anggota keluarga lainnya, misalnya kakak atau orangtua, ketika pergi ke psikolog ya. Tujuannya adalah supaya Bunda dan Ayah dapat mencari jalan keluar secara bersama-sama.

"Mungkin tidak ada masalah dari pihak keluarganya, hanya suaminyalah yang memiliki penolakan," demikian menutup Febria.

Berikut adalah pandangan seorang ahli psikologi mengenai bagaimana merespons perbedaan pendapat terkait memiliki anak. Semoga informasi tersebut berguna bagi Anda, Bunda.

Pilihan Redaksi
  • Jarak Ideal Kehamilan Berikutnya Setelah Persalinan Adalah Berapa?
  • 7 Tips Cepat Mendapatkan Bayi Kedua bagi Orangtua yang Berencana Punya Lagi Untuk Ayah dan Ibu Yang Ingin Menambah Anggota Keluarga
  • Cerita Masayu Clara Mengalami Rasa Bersalah Memiliki Anak dengan Jarak yang Dekat Hingga Menjadi Tidak Percaya Diri lagi

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway , yuk join komunitas Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Lebih baru Lebih lama