4 Alasan Wanita Hidup Lebih Lama dari Pria

, Jakarta - Rata-rata wanita hidup panjang umur Daripada laki-laki, perbedaan usia tersebut cukup signifikan. Di Amerika Serikat, wanitalah yang mempunyai umur harapan hidup kira-kira 80 tahun, sedangkan untuk kaum pria adalah sekitar 75 tahun. Fenomena ini terjadi dimanapun wanita bertempat tinggal, berapa pun pendapatan mereka, serta beberapa variabel lainnya. Tidak hanya pada manusia saja, kebanyakan jenis mamalia juga menunjukkan kondisi serupa.

"Ini merupakan suatu fenomena yang amat kuat secara global dan tetap utuh ketika menghadapi penyakit, kelaparan, wabah epidemik, termasuk juga dalam kondisi kemiskinan akut," ungkap Dena Dubal, seorang professor ilmu saraf di Universitas California, San Francisco demikian dilansir. CNA Lifestyle .

Ilmuwan sedang mencoba menemukan penyebab perbedaan dalam proses penuaan antara laki-laki dan perempuan, dengan tujuan untuk meningkatkan masa hidup serta kualitas hidup kedua gender tersebut. Inilah informasi yang telah mereka temukan sampai saat ini terkait faktor-faktor yang mendasari disparitas usia rata-rata itu.

Genetika

Banyak studi semakin mendukung gagasan bahwa kromosom seks wanita XX, ketika dikombinasikan dengan kromosom lain, bisa mempengaruhi durasi hidup seseorang, walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Penelitian pada tahun 2018 dari laboratorium Dubal melibatkan pengujian terhadap tikus yang telah dimodifikasi genetikanya untuk memiliki variasi dalam pasangan kromosom seks serta sistem reproduksinya. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus-tikus dengan dua kromosom X beserta ovarium mereka cenderung bertahan lebih lama; urutan kedua adalah tikus dengan dua kromosom X tetapi testis; sedangkan tikus dengan pasangan kromosom XY rata-rata hanya mampu bertahan hidup selama waktu yang singkat dibanding kelompok-kelompok sebelumnya.

"Ditemukan sesuatu dalam kromosom X kedua yang memberikan perlindungan terhadap kematian dini pada tikus, meskipun mereka memiliki testis," jelas Dubal.

Ilmuwan belum melakukan penelitian tentang hal ini terhadap manusia, namun Dubal berpendapat bahwa keberadaan hormon dan kromosom seks yang sama serta sistem reproduksi yang mirip di antara kita, bisa jadi akan menunjukkan hasil yang sebanding jika diterapkan kepada manusia.

Professor Ilmu Biomedis Senior dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania, Montserrat Anguera, menyebutkan bahwa faktor-faktor epigenetika, unsur-unsur lingkungan, ataupun perilaku seperti cuaca atau stres jangka panjang yang menentukan bagian-bagian gen apa saja yang aktif bisa memiliki peranan penting terhadap durasi kehidupan seseorang.

Hormon

Peneliti-peneliti pun menginvestigasi fungsi hormon-hormon seks seperti estrogen dalam hal memperpanjang usia hidup, dengan fokus spesifik pada dampaknya terhadap sistem imun. Menurut Benayourn, "Telah ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim bahwa, paling tidak sampai masa menopausa, sistem pertahanan tubuh kaum hawa relatif lebih unggul, lebih tangguh, serta memiliki kemampuan merespons ancaman secara lebih baik."

Secara keseluruhan, laki-laki biasanya menunjukkan respon yang jauh lebih parah terhadap infeksi, hal ini bisa menyebabkan masa hidup mereka menjadi lebih pendek. Mereka juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk meninggal akibat sepsis dibandingkan perempuan.

Sebuah studi pada tahun 2017 menyimpulkan bahwa perempuan yang memasuki masa menopausa setelah berusia 50 tahun memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang mencapai tahap tersebut at atau sebelum itu. Penurunan tingkat estrogen, seperti yang terjadi saat menopause, dapat membuat sistem imunitas perempuan menjadi kurang kuat. Di sisi lain, perempuan cenderung untuk meroketkan (ataau mendekati) angka kasus penyakit-penyakit langka tertentu yang biasanya muncul sesudah periode ini.

Gaya Hidup dan Perilaku

Kyle Bourassa, seorang psikolog dan peneliti tingkat lanjut dari Center for the Study of Aging and Human Development di Duke University, menyebutkan bahwa pola perilaku memiliki peranan penting dalam menciptakan ketidakseimbangan tersebut. Biasanya, wanita lebih jarang merokok atau minum alkohol secara berlebihan daripada pria.

Bourassa juga mencatat bahwa wanita cenderung melakukan lebih banyak tindakan yang mendukung kesehatan, misalnya dengan menggunakan sabuk pengaman saat berkendara atau menjalani pemeriksaan medis rutin. Dia tambah, wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam berinteraksi sosial dibandingkan laki-laki, sehingga dapat melindungi mereka dari dampak negatif akibat isolasi sosial dan rasa kesepian. Analisis terbaru di tahun 2023 pun menunjukkan bahwa mereka kurang berpotensi meninggal dunia akibat overdosis narkoba maupun percobaan bunuh diri.

Faktor Eskternal

Professor of public health at the University of Illinois Chicago, Naoko Muramatsu, menyebutkan bahwa masalah-masalah skala besar seperti konflik bersenjata atau kekerasan dengan senjata api cenderung mempengaruhi pria secara tak seimbang.

Seiring dengan masa pandemic COVID-19, statistik menyatakan jika jumlah kematian pada laki-laki melebihi dari perempuan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa laki-laki berpotensi lebih besar untuk menjalani profesi yang menghadirkan paparan langsung ke virus tersebut contohnya adalah sebagai chef dan tukang bangunan, atau juga bisa jadi tunawisma ataupun mendiami lembaga pemasyarakatan; semua faktor ini turut mempengaruhi data mortalitasnya. Tidak heran apabila di sisi lain para perempuan memiliki panjang umur .

Lebih baru Lebih lama