11 pemain dari tiga klub di dua kota yang berkompetisi di La Liga terpilih mengisi formasi 4-3-3 Tim Terbaik FIFA 2012.
Casillas; Marcelo, Alves, Ramos, Pique; Xavi, Xabi, Iniesta; Messi, Ronaldo dan Falcao.
Barcelona menyumbang lima pemain, Real Madrid ada juga lima bintangnya dan Atletico Madrid menyisipkan seorang Falcao.
Tidak ada satupun pemain yang bermain di kota Manchester, London, Milan, Muenchen, Turin, Dortmund atau Paris masuk daftar Tim Terbaik FIFA 2012 yang merupakan hasil pilihan 49 asosiasi pemain profesional di dunia.
Mengapa
Andrea Pirlo, Gianluigi Buffon, Philip Lahm, Sergio Aguero, Zlatan
Ibrahimovic atau Yaya Toure bisa tidak terpilih? Atau Robin van Persie
yang bermain luar biasa selama 2012?
Premier League memang liga
terpopuler di muka bumi. Milyaran manusia menyaksikan aksi para pemain
Liga Inggris setiap akhir pekan di layar televisi.
Di negeri
Ratu Elizabeth itu banyak pemain yang digaji ratusan miliar rupiah per
musim. Klub-klub di sana juga bisa meraup uang banyak dengan mudah lewat
bagi keuntungan siaran televisi, jualan tiket sampai cinderamata.
Saluran olahraga terkemuka, Sky Sports pun menobatkan Premier League
sebagai liga sepak bola terbaik sejagat.
Kritik pun datang terhadap susunan Tim Terbaik FIFA 2012.
Mengapa
bisa klub seperti Atletico Madrid menyumbang pemainnya di susunan
tersebut? Padahal Atletico hanya finis di peringkat lima klasemen akhir
La Liga musim 2011/2012.
Tunggu dulu, Atletico Madrid bisa
merengkuh gelar juara Liga Europa 2011/2012. Atletico juga sanggup
mengalahkan juara Liga Champions, Chelsea, di ajang Piala Super Eropa.
Padahal Liga Champions adalah kasta kompetisi tertinggi antar klub
Eropa.
Lalu dua klub teratas Premier League di musim 2011/2012,
Manchester City dan Manchester United dikalahkan oleh dua klub La Liga.
City ditumbangkan oleh Real Madrid dan United yang superior selama satu
dekade terakhir di Liga Champions bertekuk lutut di hadapan Athletic
Bilbao saat keduanya bertemu di Liga Europa.
Belum berhenti di
situ, di tingkat tim nasional, siapa yang meragukan kualitas timnas
Spanyol? La Furia Roja membuat sejarah baru mampu mempertahankan gelar
Piala Eropa 2008 di edisi 2012 sekaligus mencatat skor terbesar di final
setelah menang 4-0 dari Italia.
Bagaimana dengan tim nasional Inggris? Permainan dan pencapaian mereka memalukan.
Meski
Gerard Pique permainannya tidak menonjol selama 2012, tapi ia bermain
luar biasa dan memberikan kontribusi saat Spanyol juara Piala Eropa
2012.
Berbeda dengan John Terry atau Julian Lescott yang sukses di klub masing-masing namun tampil buruk bersama timnasnya.
Ada
lagi yang mempengaruhi penilaian mengapa pemain Madrid dan Barca
mendominasi Tim Terbaik 2012. Saat proses pemilihan berlangsung, dua
klub itu bertemu sebanyak enam kali lewat laga termasyhur, El Clasico.
Pertemuan
sebanyak itu disaksikan oleh ratusan juta pasang mata lewat layar
televisi. Di situ Marcelo (Real Madrid) dan Dani Alves (Barcelona)
memamerkan kemampuannya sebagai bek sayap terbaik dunia melawan
pemain-pemain dari dua klub terhebat di muka bumi.
Sedangkan United dan City dalam periode yang sama cuma bertemu satu kali.
Di
Spanyol juga ada tiga pelatih terbaik dunia saat ini. Vicente Del
Bosque, Pep Guardiola dan Jose Mourinho yang orang Portugal.
Sedangkan di Inggris hanya Sir Alex Ferguson yang punya prestasi mendunia.
Budaya
sepak bola di Spanyol juga sangat kuat. Lihat bagaimana akademi La
Masia Barcelona menghasilkan pemain-pemain hebat. Perhatikan pula
bagaimana para pemandu bakat dan akademi dari Real Madrid, Atletico
Madrid, Sevilla dan klub lainnya mencari, merekrut dan mendidik
pemain-pemain muda berpotensi.
Dani Alves ditemukan oleh Sevilla,
Marcelo kecil direkrut oleh Madrid, lalu Atletico Madrid menemukan
Sergio Aguero dan membina Fernando Torres yang kemudian diekspor ke
Premier League.
Falcao pun lebih memilih ke Atletico saat pindah
dari FC Porto, bukan ke klub Premier League. Begitupula pemain-pemain
Amerika Selatan lainnya yang lebih tertarik ke Spanyol karena memiliki
budaya, bahasa, makanan dan iklim yang tidak jauh berbeda dengan kampung
halamannya.
Memiliki liga terbaik tidak otomatis menghasilkan klub dan pemain terbaik.
Sumber: id.olahraga.yahoo.com
No comments:
Post a Comment